LIFE IS CRAZY, RIGHT ?

Hidup merupakan suatu pilihan dan pengalaman. Terlalu banyak orang mampu berpikir secara kritis bahkan secara cerdas namun terkadang pengalikasiannya berbau hal yang menjadi sorotan utama yang mengedepankan nafsu keduniaannya. Benar sekali. Dunia ini telah penuh sesak dengan pemikiran orang-orang cerdas yang mampu melakukan suatu perubahan. Namun mereka sendiri yang merusaknya, mulai dari sendi-sendi terkecil dalam kehidupan hingga merusak citra dan arti sebuah kata. "khafilah di bumi."

Suatu hari orang berpikir dunia telah penuh sesak dengan korupsi. Semua golongan mengeluh-eluhkan kata tersebut. Benar, itu hanyalah cemoohan saja. Saya bersih dari tindak korupsi, namun hartanya tak luput dari hasil jerih payah menyelewengkan hal yang bukan haknya. Namun apa alasannya. Karena golongan kah ? jabatan kah ? atau karena tuntutan hidup? Apa semua orang telah terbutakan oleh itu semua. Banyak golongan mengatakan saya munafik. Saya iri. Saya sok suci. Apa mereka lebih baik dari saya? Tidak tahu diri, penghujat keadilan, sok kotor. Apakah itu semua membayar semua sikap negatif mereka yang akan mereka tularkan pada anak mereka, cucu mereka, dan ini tidak akan berhenti begitu saja. 


Apakah mereka belum mengerti arti dari kata "syukur." Jabatankah yang mempengaruhi mereka. Padahal mereka semua lebih buruk dari pengemis. Saya gubernur. Saya terkenal. Saya berhak melakukan yang terbaik karena jabatan saya tinggi di pemerintahan. Apa tidak ada profesi yang lebih baik. tanpa petugas kebersihan yang taat, petani yang rajin, serta jajaran pengabdi masyarakat lainnya terutama warga yang patuh dan damai, anda yang notabene sebagai pejabat tinggi negara bukanlah siapa-siapa. Lalu jabatan yang kalian banggakan?

Golongan yang kuat. Saya sangat aman berada di dalam kawasan orang-orang yang satu pemikiran dengan saya. Saya makhluk sosial. Bangga dengan status golongan anda padahal golongan lain tertindas bahkan tertindas zaman. Bangga golongan kalian bertambah besar namun dengan menghancurkan golongan lainnya, merampas haknya, mengucilkannya. Itukah makhluk sosial yang anda eluh-eluhkan?

Ini semua karena tuntutan hidup. Apakah seperkasa itukah manusia sehingga tak mampu melakukan apa yang seharusnya dilakukan dengan mengambil jalan pintas membenarkan segala hal tanpa ada kesadaran.  Mungkin ini hanyalah sebuah goresan yang terlahir dari semua kejanggalan yang terjadi. Semua hal yang merupakan hal yang patut kita sadari. "HIDUP ITU PERJUANGAN MENUJU KEBENARAN"