rate it please ^_^

Tampilkan postingan dengan label geografi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label geografi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 14 April 2015

Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia

Indonesia terdiri atas belasan ribu pulau, baik yang berukuran besar maupun yang berukuran kecil. Jumlah pulau seluruhnya mencapai 13.466 buah. Luas wilayah Indonesia mencapai 5.180.053 km2, terdiri atas daratan seluas 1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2.

Ini berarti wilayah lautannya lebih luas daripada wilayah daratannya.Jika kamu perhatikan keadaan pulau-pulau di Indonesia, tampak adanya keragaman bentuk muka bumi. Bentuk muka bumi Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, bukit, gunung, dan pegunungan.

Pada peta fisiografi, tampak sebaran bentuk muka bumi Indonesia mulai dataran rendah sampai pegunungan. Untuk membaca peta tersebut, perhatikanlah legenda atau keterangan peta. Simbol berwarna kuning menunjukkan dataran rendah, warna hijau menunjukkan daerah perbukitan, warna cokelat menunjukkan pegunungan.



Secara umum, setiap bentuk muka bumi menunjukkan pola aktivitas penduduk yang berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Adapun gambaran tentang keadaan muka bumi Indonesia dan aktivitas penduduknya adalah sebagai berikut.

(a) Dataran Rendah

Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m di atas permukaan air laut (dpal). Di daerah dataran rendah, aktivitas yang dominan adalah aktivitas permukiman dan pertanian. Di daerah ini biasanya terjadi aktivitas pertanian dalam skala luas dan pemusatan penduduk yang besar. Di Pulau Jawa, penduduk memanfaatkan lahan dataran rendah untuk menanam padi, sehingga pulau Jawa menjadi sentra penghasil padi terbesar di Indonesia. Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu seperti berikut.
  • Di daerah dataran rendah, penduduk mudah melakukan pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya. 
  • Di daerah dataran rendah, banyak dijumpai lahan subur karena biasanya berupa tanah hasil endapan yang subur atau disebut tanah alluvial. Dataran rendah dekat dengan pantai, sehingga banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan. 
  • Daerah dataran rendah memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut. 
Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran rendah. Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia, bahkan dunia, terdapat di dataran rendah. Aktivitas pertanian di dataran rendah umumnya adalah aktivitas pertanian lahan basah. Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah.

Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah juga memiliki potensi bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di dataran rendah adalah banjir, tsunami, dan gempa. Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tidak mampu lagi ditampung oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung aliran air dapat terjadi karena aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar, pendangkalan sungai, penyempitan alur sungai, atau banyaknya sampah di sungai yang menghambat aliran sungai.

Bencana banjir memiliki beberapa tanda yang dapat kita lihat. Secara umum, tanda-tanda tersebut antara lain sebagai berikut :
  • Terjadinya hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi tanpa disertai dengan proses infiltrasi/penyerapan yang baik. 
  • Air melebihi batas sempadan sungai sehingga meluap dan menggenangi daerah sekitarnya. 
  • Air yang jatuh ke permukaan tidak dapat mengalir dengan baik karena saluran drainase yang ada tidak berfungsi dengan baik sehingga air tersumbat dan tidak dapat mengalir dengan baik. 
  • Air tidak menyerap ke dalam tanah karena berkurangnya vegetasi sebagai penyerap atau penyimpan air. 
Pantai merupakan bagian dari dataran rendah yang berbatasan dengan laut. Di daerah pantai, ancaman bencana yang mengancam penduduk adalah tsunami. Apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari bahaya tsunami? Kamu sebaiknya menyiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya tsunami dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.

  • Jika kamu tinggal di daerah pantai dan merasakan adanya gempa kuat yang disertai dengan suara ledakan di laut, sebaiknya kamu bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan terjadinya tsunami. Segera tinggalkan daratan pantai tempat kamu tinggal jika gempa kuat terjadi. 
  • Jika kamu melihat air pantai mendadak surut sehingga dasar laut tampak jelas, segera jauhi pantai karena hal itu merupakan peringatan alam bahwa akan terjadi tsunami. 
  • Tanda-tanda alam lainnya kadang terjadi seperti banyaknya ikan di pantai dan tiba-tiba banyak terdapat burung. 
  • Sringkali gelombang tsunami yang kecil disusul oleh gelombang raksasa di belakangnya. Oleh karena itu, kamu harus waspada.Lembaga pemerintah yang berwenang biasanya selalu memantau kemungkinan terjadinya tsunami. Oleh karena itu, jika belum ada pernyataan “keadaan aman”, kamu sebaiknya tetap menjauhi pantai. 
Potensi bencana yang juga mengancam daerah pantai adalah gempa. Sebenarnya tidak semua wilayah pantai di Indonesia berpotensi gempa. Pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa sampai Nusa Tenggara berpotensi gempa. Pantai di Pulau Kalimantan relatif aman dari gempa karena jauh dari pusat gempa. Wilayah lainnya adalah Sulawesi, Maluku, Papua, dan sejumlah pulau lainnya. Ancaman gempa juga dapat terjadi di daerah perbukitan dan pegunungan.




(b) Bukit dan Perbukitan

Bukit adalah bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya dengan ketinggian kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam seperti halnya gunung. Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu.

Di daerah perbukitan, aktivitas permukiman tidak seperti di dataran rendah. Permukiman tersebar pada daerah-daerah tertentu atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk memanfaatkan lahan datar yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman. umumnya dibangun di kaki atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat tersebut ditemukan sumber air berupa mata air atau sungai.

Aktivitas ekonomi, khususnya pertanian, dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu. Untuk memudahkan penanaman, penduduk menggunakan teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu agar menjadi datar. Teknik ini kemudian juga bermanfaat mengurangi erosi atau pengikisan oleh air.




Aktivitas pertanian di daerah perbukitan, pada umumnya pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindah-pindah seperti di Kalimantan



Tanaman yang ditanam umumnya adalah umbi-umbian atau palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi.

Daerah perbukitan sulit berkembang menjadi sebuah pusat aktivitas perekonomian, karena mobilitas manusia tidak semudah di daerah dataran sehingga pemusatan permukiman dan industri relatif terbatas. Meskipun demikian, daerah perbukitan dapat dikembangkan menjadi daerah pariwisata karena panorama alamnya yang indah dan suhu udaranya yang sejuk. Aktivitas pariwisata yang dapat dikembangkan antara lain wisata alam yang tujuannya menikmati pemandangan daerah perbukitan yang indah.

(c) Dataran Tinggi

Dataran tinggi adalah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti halnya di dataran rendah. Oleh karena itu, beberapa dataran tinggi di Indonesia berkembang menjadi pemusatan ekonomi penduduk, contohnya Dataran Tinggi Bandung.

Aktivitas pertanian juga berkembang di dataran tinggi. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe.



Sejumlah dataran tinggi menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik penduduk untuk berwisata ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata misalnya Bandung dan Dieng.

Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya adalah banjir. Karena bentuk muka buminya yang datar, dataran tinggi berpotensi menimbulkan genangan air. Tanda-tanda bencana banjir dan upaya menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

(d) Gunung dan Pegunungan

Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Biasanya bagian yang menjulang dalam bentuk puncak-puncak dengan ketinggian 600 meter diatas permukaan laut. Pegunungan adalah bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal.











Indonesia memiliki banyak gunung dan pegunungan. Sebagian gunung merupakan gunung berapi. Keberadaan gunung berapi tidak hanya menimbulkan bencana, tetapi juga membawa manfaat bagi wilayah sekitarnya. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi memberikan kesuburan bagi wilayah di sekitarnya.



Hal itu menjadi salah satu alasan bagi penduduk untuk tinggal di wilayah sekitar gunung berapi karena lahan tersebut sangat subur untuk kegiatan pertanian. Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus.Sebagian gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif.

Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi. Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, yaitu gunung berapi Tambora dan Krakatau.

Penduduk yang tinggal di gunung atau pegunungan memanfaatkan lahan yang terbatas untuk pertanian. Lahan-lahan dengan kemiringan yang cukup besar masih dimanfaatkan penduduk. Komoditas yang dikembangkan biasanya adalah sayuran dan buah-buahan.



Sebagian penduduk memanfaatkan lahan yang miring dengan menanam beberapa jenis kayu untuk dijual. Seperti halnya di daerah perbukitan, aktivitas permukiman sulit dilakukan secara luas. Hanya pada bagian tertentu saja yang relatif datar dimanfaatkan untuk permukiman. Permukiman dibangun di daerah yang dekat dengan sumber air, terutama di lereng bawah atau di kaki gunung.

Selain pertanian, aktivitas lainnya yang berkembang adalah pariwisata. Pemandangan alam yang indah dan udaranya yang sejuk menjadi daya tarik wisata.



Potensi bencana alam di daerah pegunungan adalah longsor dan letusan gunung berapi. Tanda-tanda longsor dan upaya untuk menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Source: Buku Pegangan Siswa VII SMP/MTs, 2014, Kemendikbud
READ MORE

Selasa, 07 April 2015

Keadaan Iklim Indonesia

Letak astronomis Indonesia yang berada di wilayah tropis membuat Indonesia beriklim tropis. Apa yang menjadi ciri iklim di daerah tropis? Ciri iklim  tropis adalah suhu udara yang tinggi sepanjang tahun, dengan rata-rata tidak kurang dari 18̊ C, yaitu sekitar 27̊ C. Di daerah tropis, tidak ada perbedaan yang jauh atau berarti antara suhu pada musim hujan dan suhu pada musim kemarau.

Kondisi ini berbeda dengan daerah lintang sedang yang suhunya berbeda sangat jauh antara  musim dingin dan musim panas. Suhu pada musim dingin dapat mencapai sekitar -20̊ C atau lebih, sedangkan pada saat musim panas dapat mencapai sekitar 40̊ C atau lebih.
 Ciri daerah tropis lainnya adalah lama siang dan lama malam hampir sama yaitu sekitar 12 jam siang dan 12 jam malam. Secara umum, keadaan iklim di Indonesia dipengaruhi oleh tiga jenis iklim, yaitu iklim musim, iklim laut, dan iklim panas. Gambaran tentang ketiga jenis iklim tersebut adalah seperti berikut.
1.      Iklim musim, dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah setiap periode waktu tertentu. Biasanya satu periode perubahan adalah enam bulan.
2.      Iklim laut, terjadi karena Indonesia memiliki wilayah laut yang luas sehingga banyak menimbulkan penguapan dan akhirnya mengakibatkan terjadinya siklus penguapan air laut sehingga membuat udara lembap dan curah hujan yang tinggi.
3.      Iklim panas, terjadi karena Indonesia berada di daerah tropis (berada di wilayah garis khatulistiwa). Suhu yang tinggi mengakibatkan penguapan yang tinggi dan berpotensi untuk terjadinya hujan.
Ketiga jenis iklim tersebut berdampak pada tingginya  curah hujan di Indonesia. Curah hujan di Indonesia bervariasi antarwilayah, tetapi umumnya sekitar 2.500 mm/tahun. Walaupun angka curah hujan bervariasi antarwilyah di Indonesia, tetapi pada umumnya curah hujan tergolong besar. Kondisi curah hujan yang besar ditunjang dengan penyinaran matahari yang cukup membuat Indonesia sangat cocok untuk kegiatan pertanian sehingga mampu memenuhi kebutuhan penduduk akan pangan.
Hal yang menarik bagi Indonesia adalah terjadinya angin muson. Angin muson adalah angin yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara samudra dan benua. Pada saat samudra menerima penyinaran matahari, diperlukan waktu yang lebih lama untuk memanaskan samudra. Sementara itu, benua lebih cepat menerima panas. Akibatnya, samudra bertekanan lebih tinggi dibandingkan dengan benua, maka bergeraklah udara dari samudra ke benua.

Pada saat musim hujan di Indonesia (Oktober sampai April), angin muson  yang  bergerak  dari  Samudra  Pasifik  menuju  wilayah  Indonesia dibelokkan oleh gaya corioli sehingga berubah arahnya menjadi angin barat atau disebut angin muson barat. Pada saat bergerak menuju wilayah Indonesia, angin muson dari Samudra  Pasifik  telah  membawa  banyak  uap  air  sehingga  diturunkan sebagai hujan di Indonesia. Perhatikan Gambar 1.4 pada halaman sebelumnya untuk melihat pola pergerakan angin muson barat.
Peristiwa sebaliknya terjadi pada saat musim kemarau (Mei sampai September). Pada saat itu, angin muson dari Benua Australia atau disebut angin timur yang bertekanan maksimun bergerak menuju Benua Asia yang bertekanan minimum melalui wilayah Indonesia. Karena Benua Australia sekitar 2/3 wilayahnya berupa gurun, udara yang bergerak tadi relatif sedikit uap air yang dikandungnya. Selain itu,  udara tadi hanya melewati wilayah lautan yang sempit antara Australia dan Indonesia sehingga sedikit pula uap yang dikandungnya. Pada saat itu, di Indonesia terjadi musim kemarau.
Pada musim hujan, petani Indonesia mulai mengerjakan lahannya untuk bercocok tanam. Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang membutuhkan air pada awal pertumbuhannya, contohnya padi. Sementara itu, nelayan Indonesia justru mengurangi kegiatan melaut karena biasanya pada musim hujan sering terjadi cuaca buruk dan gelombang laut cukup besar sehingga membahayakan mereka. Ikan juga lebih sulit ditangkap sehingga terjadi kelangkaan pasokan ikan dan akibatnya harga ikan lebih mahal daripada biasanya. Musim hujan tentu tidak banyak berpengaruh pada aktivitas masyarakat Indonesia yang pekerjaannya tidak berhubungan langsung dengan alam, misalnya pegawai atau karyawan.
Pada saat musim kemarau, sebagian petani terpaksa membiarkan lahannya tidak ditanami karena tidak ada pasokan air. Sebagian lainnya masih dapat bercocok tanam dengan memanfaatkan air dari sungai, saluran irigasi atau memanfaatkan sumber buatan. Ada pula petani yang berupaya bercocok tanam walaupun tidak ada air yang cukup dengan memilih jenis tanaman atau varietas yang tidak memerlukan banyak air. Pada saat musim kemarau, nelayan dapat mencari ikan di laut tanpa banyak terganggu oleh cuaca buruk. Hasil tangkapan ikan juga biasanya lebih besar dibandingkan dengan hasil tangkapan pada musim hujan sehingga pasokan ikan juga cukup berlimpah.

Pola angin muson yang bergerak menuju wilayah Indonesia pada saat angin barat dimanfaatkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia untuk melakukan perpindahan atau migrasi dari Asia ke berbagai wilayah di Indonesia. Perahu yang digunakan untuk melakukan migrasi tersebut masih sangat sederhana dan pada saat itu masih mengandalkan kekuatan angin sehingga arah gerakannya mengikuti arah gerakan angin muson.
Keadaan iklim pada saat  nenek moyang datang ke Indonesia tentu berbeda dengan keadaan iklim saat ini. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa keadaan curah hujan saat ini tergolong tinggi, tetapi tidak merata. Ada wilayah dengan curah hujan yang tinggi, tetapi juga ada yang sebaliknya.
Untuk memperoleh informasi tentang intensitas curah hujan, kamu dapat melihat legenda atau keterangan peta. Warna hijau menunjukkan curah hujan kurang dari 1.000 mm/tahun, warna ungu menunjukkan curah hujan 1.000 - 4.000 mm/tahun, dan warna kuning menunjukkan curah hujan lebih dari 4.000 mm/tahun.

Source: Buku Pegangan Siswa VII SMP/MTs, 2014, Kemendikbud
READ MORE

Senin, 06 April 2015

Keadaan Alam Indonesia



Alam Indonesia dikenal sangat indah dan kaya akan berbagai sumber daya alam. Tidak heran jika banyak wisatawan dari berbagai negara tertarik dan datang ke Indonesia. Kegiatan pariwisata pun berkembang di sejumah wilayah seperti Bali, Yogyakarta, Lombok, dan lain-lain sehingga mendatangkan keuntungan ekonomi yang tidak sedikit. Pernahkah kamu datang ke tempat-tempat wisata di daerah tersebut? Jika memungkinkan, berwisatalah ke daerah wisata di Indonesia sebelum berwisata ke negara lain.
Keindahan alam Indonesia dapat kamu nikmati juga di wilayah tempat tinggalmu. Lihatlah indahnya pemandangan yang Tuhan telah berikan pada kita semua berupa hutan, sungai, danau, gunung dan pegunungan yang tampak memesona. Ingatlah, keindahan tersebut tidak semua negara memilikinya. Banyak negara yang sebagian wilayahnya hanya berupa padang pasir, hamparan es, padang rumput, dan lain-lain.
Keadaan alam Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu keadaan fisik wilayah serta keadaan flora dan fauna. Keadaan fisik wilayah terdiri atas keadaan iklim dan keadaan bentuk permukaan bumi (kondisi  fisiografis)  yang  kemudian  akan  menentukan  jenis  tanahnya. Sementara keadaan flora dan fauna menyangkut jenis keragaman dan sebarannya.

Source: Buku Pegangan Siswa VII SMP/MTs, 2014, Kemendikbud
READ MORE

Rabu, 01 April 2015

Letak Geografis Indonesia


Letak geografis adalah letak suatu negara di permukaan bumi. Secara geografis,  Indonesia  terletak  di  antara  dua benua dan dua samudra. Benua yang mengapit Indonesia adalah Benua Asia yang terletak di sebelah utara Indonesia dan Benua Australia yang terletak di sebelah selatan Indonesia. Samudra yang mengapit Indonesia adalah Samudra Pasifik di sebelah timur Indonesia dan Samudra Hindia di sebelah barat Indonesia.
Wilayah Indonesia juga berbatasan dengan sejumlah wilayah. Batas-batas wilayah Indonesia dengan wilayah lainnya adalah seperti berikut.
·      Di sebelah utara, Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Singapura, Palau, Filipina dan Laut Cina Selatan.
·         Di sebelah selatan, Indonesia berbatasan dengan Timor Leste, Australia, dan Samudra Hindia.
·         Di sebelah barat, Indonesia berbatasan dengan Samudra Hindia.
·         Di sebelah timur, Indonesia berbatasan dengan Papua Nugini dan Samudra  Pasifik.

Letak geografis Indonesia sangat strategis karena menjadi jalur lalu lintas perdagangan dunia antara negara-negara dari Asia Timur dengan negara-negara di Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan India. Kapal-kapal dagang yang mengangkut berbagai komoditas dari China, Jepang, dan negara-negara lainnya melewati Indonesia menuju negara-negara tujuan di Eropa. Indonesia juga dilewati jalur perdagangan dari Asia ke arah Australia dan Selandia Baru. Letak geografis memberi pengaruh bagi Indonesia, baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya.
Karena menjadi jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia, bangsa Indonesia telah lama menjalin interaksi sosial dengan bangsa lain. Interaksi sosial melalui perdagangan tersebut kemudian menjadi jalan bagi masuknya berbagai agama ke Indonesia, seperti Islam, Hindu, Buddha, Kristen, dan lain-lain. Indonesia yang kaya akan sumber daya alam menjual berbagai komoditas atau hasil bumi seperti kayu cendana, pala, lada, cengkih, dan hasil perkebunan lainnya. Sementara negara-negara lain seperti India dan Cina menjual berbagai produk barang seperti kain dan tenunan halus, porselen, dan lain-lain ke Indonesia.

Manfaat letak  geografis  Indonesia  juga  memberi  dampak  yang merugikan. Budaya dari negara lain yang tidak selalu sesuai dengan budaya Indonesia kemudian masuk dan memengaruhi kehidupan budaya bangsa Indonesia, misalnya pergaulan bebas, kesantunan, dan lain-lain. Selain itu, Indonesia juga rentan terhadap masuknya barang-barang terlarang, misalnya narkoba, dan barang-barang selundupan lainnya.

Source: Buku Pegangan Siswa VII SMP/MTs, 2014, Kemendikbud
READ MORE

Senin, 30 Maret 2015

Letak Astronomis Indonesia


Letak astronomis adalah letak suatu tempat berdasarkan garis lintang dan garis bujurnya. Garis lintang adalah garis khayal yang melintang melingkari bumi. Garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Secara astronomis, Indonesia terletak antara 95̊ BT - 141̊ BT dan 60̊ LU - 11̊ LS. Dengan letak astronomis tersebut, Indonesia termasuk ke dalam wilayah tropis. Wilayah tropis dibatasi oleh lintang 23,5̊ LU dan 23,5̊ LS.
           

              http://www.flickr.com/photos/33087855@N06/3089086136/
Kita patut bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa karena tinggal di wilayah tropis seperti Indonesia. Sinar matahari selalu ada sepanjang tahun dan suhu udara tidak ekstrim (tidak jauh berbeda antarmusim) sehingga masih cukup nyaman untuk melakukan berbagai kegiatan di dalam dan di luar rumah. Lama siang dan malam juga hampir sama, yaitu 12 jam siang dan 12 jam malam. Karenanya di Indonesia hanya ada dua musim yaitu, kemarau dan hujan.

                                                   E-book Kemendikbud
Bandingkan dengan negara-negara yang terletak di lintang sedang misalnya, Amerika Serikat. Pada musim panas, lama siang jauh lebih lama dibandingkan dengan malam.  Sebaliknya, pada musim dingin, lama siangnya lebih pendek.
Keadaan suhu di daerah tropis berbeda dengan suhu di negara-negara yang terletak pada lintang sedang dengan empat musim, yaitu musim dingin, semi, panas, dan gugur. Pada musim dingin, udara sangat dingin sampai mencapai puluhan derajat di bawah nol celsius, sehingga diperlukan penghangat ruangan.

Source: Buku Pegangan Siswa VII SMP/MTs, 2014, Kemendikbud
READ MORE

Senin, 27 Februari 2012

GROUNDWATER

1. Understanding of Groundwater
Groundwater is water that are on earth’s surface. Rain, dew, or snow, any of these (and many other) events—will causewater to end up on the surface of Earth. Once water is on the solid surface of Earth, it must do one of two things:
a)      Infiltrate.
The water that is made then seep into the ground. After the water is appear, it open to the earth surface until downer earth, from air-space in ground. It was also influenced by gravitational attraction.
b)      run off
Move across the surface to a lower elevation. By mean, the water do not seep into the ground but just there are on earth’s surface.  
Water also can evaporate, but if it doesn’t evaporate instantaneously upon its arrival at the surface, then it must infiltrate or run off first. Infiltration and runoff are each the result of gravity working to pull water drops closer to the center of Earth. This chapter will address infiltration and groundwater (water inside Earth). The following chapter will address runoff (water moving across the surface of Earth).

2. Infiltration.
            To infiltrate, individual water drops must move between the rocks and
rock particles to get below the surface. Several factors can influence the
proportion of water that will infiltrate or run off:
Slope of the Ground
Water that falls on flatter ground will be more likely to infiltrate than water that falls on steeper slopes.
Size of the Ground Particles
Water falling on bigger particles (with larger spaces between them) is more likely to infiltrate than water falling on little particles (with small spaces between them). Coarse sand and gravels have more infiltration because the space between the grains is large enough for water to easily pass through. Clay is comprised of very small particles and allows almost no water to pass.
Saturation of the Ground
If the ground already has water filling all the space between its particles, new water arriving at the surface will be unable to infiltrate and will run off instead.
Type and Intensity of Precipitation
A lot of rain falling all at once will promote runoff because only some of the newly arriving water will be able to get quickly into the ground. In contrast, the same amount of rain drizzling over several days might end up with nearly complete infiltration. If snow falls and very slowly melts, then nearly all of the water can infiltrate. If a lot of snow rapidly melts, that can produce a large amount of runoff (especially if it is raining as the snow melts).
Groundwater Movement
Gravity still will work on water, even after it infiltrates into the ground. Gravity pulls water very slowly through the ground. The water has to make its way through the spaces between all of the particles that make up the ground. Nevertheless, gravity always will be working to pull the water closer to the center of Earth. Sometimes there is an obstacle in the way of the water’s downward path. If the obstacle is an impenetrable barrier—solid rock, or a clay layer—then the water cannot move through it.

3.    Saturation and Water Table
The ground is said to be saturated if all the spaces between the ground particles are filled with water. The ground is holding as much water as it possibly can. There is an imaginary line that separates the saturated ground below the line from the unsaturated ground above that line. This line is called the water table. If a hole is dug into the ground and the hole goes deep enough to get below the water table, then the hole will fill with water. The ground below the water table is saturated—all the space between the ground particles is filled with water. It doesn’t matter how big the space is.
Sometimes holes are purposely dug below the water table so they will fill with water. A well is simply a hole in the ground that reaches below the water table—and then fills up. Water can be withdrawn by pumping or scooping it out of the hole. The water table marks the boundary between saturated and unsaturated ground. However, the position of the water table is not fixed. It can go up or down depending on how much water is being added or removed from the ground. If there is a net increase in the amount of water in the ground, then the water table will rise as more and more of the ground becomes saturated. Infiltrating water from rain, flooding, snow melt, or irrigation increases the amount of groundwater and raises the water table. In contrast, there can be a net decrease in the amount of groundwater if there is a decrease in infiltration. Infiltration can be reduced by drought. A change to the ground surface that acts to increase the amount of runoff instead of infiltration (e.g. building, paving, storm sewers) also will act to lower the water table. The water table also will be lowered if water is withdrawn from the ground at a well. If there is a drought or a very high rate of water withdrawal, the water table can drop below the level of a well, causing it to go dry.

4.    Run-off Water on the earth's surface.
The water on earth surface is a container of water contained in the earth's surface, not seep into ground. Form of surface water include rivers, lakes, swamps.
River
River is bargain water flow from natural source on the land. It surefire path to lakes, seas, oceans or other large rivers and the rain water or spring water that flows naturally through a valley or between two edges with clear boundaries, toward the lower.
River consists of three parts, are:
a)      Upstream, is located in an area that is relatively high so that water can flow down.
b)      The middle of the river lies in the more sloping areas.
c)      The lower reaches of rivers are located in areas already approaching ramps and river estuaries.
Lake
 The lake is located in the area of water collection basins in the earth's surface. Based on the occurrence, the lake is divided into:
a)      Drink water area lake, the lake formed as the river flows are naturally dammed by the lava flow eruption of the volcano.
b)      Volcanic lake, the lake formed due to volcanic eruptions, such as crater lakes Kelud, Batur and Galunggung.
c)      Tectonic lake, the lake formed due to fracture of the earth's crust caused by the activity of endogenous energy.
d)     Tectonic-volcanic lake, the lake formed due to a combination of tectonic and volcanic energy, such as Lake Toba.
e)      Karst lakes, lake area due to dissolution of the limestone surface of the limestone by rain water. Basin karst area called Dolina, Dolina and can be turned into a karst lake.
f)       Glacial lake / ice in ice area or glaciers.
Swamp
Swamp is lowland that alway flooded water that usually located in the area o sloping beach is general characteristic by mangroves or palm trees. There are many swamp areas of Sumatra's east coast, west and south coast of Borneo, west and south coast of Irian Jaya and the west coast of Cilacap (Central Java).
Gleyser
Geyser is a spring characterized by intermittent discharge of water ejected turbulently and accompanied by a vapour phase (steam).
READ MORE